Ikatlah Ilmu itu dengan Tulisan - Ali ibnu Abu Tholib

Assalamu'alaykum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Selamat datang saudaraku, kami ucapkan dalam blog ini semoga dapat memberi manfaat kepada anda dengan keberadaan blog ini. terimakasih telah mengunjungi kami.

Wasslamu'alaykum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

"Remember God in prosperity, and He will remember you in adversity (Ingatlah Allah dalam keadaan senang, niscaya Alah akan mengingatmu dalam keadaan susah." - Muhammad SAW.

Minggu, 23 Oktober 2011

Peran istri dalam mendukung dakwah


Aku Pendukung Dakwah Suamiku


Keluarga adalah dasar pembentuk karakter masyarakat yang madani. Rumah tangga atau keluarga ingin berhasil dalam tugas dakwahnya, dan mampu menunaikan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, maka keluarga tersebut  haruslah diwarnai dengan pedidikan rabbani. Konsistensi dalam menjaga ketaatan pada Allah, membuang jauh-jauh perbuatan maksiat dan membina keluarga yang penuh keimanan merupakan pondasi utama untuk menunjang kemajuan dakwah.

Seperti apa yang pernah di sampaikan oleh Imam Hasan Al-Banna dalam Majmuah Rasail Imam Al-Banna:Sungguh mereka telah mendengar seruan agar mereka beriman, dan kami berharap semoga Allah mencintai kami karena iman ini dan menghiasi hati kami dengan iman sebagaimana Dia mencintai dan menghiasinya dalam hati-hati mereka (para rasul dan orang-orang shaleh), maka iman adalah bekal pertama kami.

Jika iman adalah bekal para dai, maka demikian juga yang harus dilakukan dalam keluarga mereka, keluarga muslim yang yakin dengan perkembangan dakwahnya akan saling membantu antara satu sama lain dalam keimanan, saling mengulurkan bantuan dalam ketaatan, dan berlomba untuk mendapatkan syurga-Nya.

Sama seperti apa yang dilakukan oleh keluarga salafusshaleh dalam mengisahkan perjalanan suami istri yang saling membantu dalam mengerjakan ibadah dan saling membantu untuk saling mengingatkan satu sama lain dalam menunaikan ibadah yang wajib maupun sunah.

Masih ingatkah kita tentang hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam memberi semangat kepada para suami istri agar saling meningkatkan sikap saling membantu dalam keimanan, beliau bersabda, “Apabila seorang suami membangunkan istrinya pada malam hari lalu bersama-sama melaksanakan shalat dua rakaat maka Allah mencatatnya setara dengan para malaikat yang senantiasa berdzikir.

Disinilah letak keluarga sebagai tempat latihan permanen yang tidak akan terputus proses belajar didalamnya, secara umum keluarga adalah markas utama untuk menempa diri.

Seorang suami yang senantiasa menyeru jalan Allah, akan lebih tenang dan terfokus ketika mendapat dukungan dan kontribusi penuh dari sang istri dengan pelayanannya sebagai istri, menjadi guru dan pembimbing dalam mendidik anak-anaknya.

Inilah tanggung jawab yang penting seorang istri dalam keluarga meski tanggung jawab penug dalam rumah tangga adalah suami. Pada umumnya para ibu memiliki wakttu yang lebih lama bersama anak-anaknya dibanding sang ayah. Oleh karena itu, sangat penting jika mereka menghabiskan waktunya untuk mendidik anak-anaknya dan membentuk pemahaman mereka melalui dialog-dialog yang positif sepanjang hari. Menata kejiwaan pada anak-anak dan memberi semangat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan dakwah, bahkan membiasakan merekan untuk terjun langsung dalam dakwah.

Jika kita menelusuri firman Allah  dalam surat Ar Rum dalam ayat 21 yang artinya, “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum berfikir.”

Jika kita perhatikan seorang istri yang juga menunaikan tanggung jawab dan rutinitas keluarganya, seperti menyiapkan makan, mendidik anak-anak dan membersihkan serta merapikan rumah, maka ia tidak ingin sedikitpun menyia-nyiakan tanggung jawab utamanya tersebut, atau bahkan melupakannya.

Namun, dari semua itu, yang paling memberikan kesan mendalam pada hati sang suami hingga ia dapat merasakan kebahagiaan dan ketenangan adalah senyuman menawan sang istri yang terukir diwajahnya untuk menyambut sang suami ketika kembali dari tempat pekerjaannya atau sepulang ia berjuang dalam dakwah yang cukup melelahkan. Kemudian sang istri memberikan kenyamanan di dalam rumah dengan saling bercengkrama, maka sang suami merasakan hari-harinya bergitu indah. Keletihan yang ia rasakan insyaAllah akan hilang dengan sendirinya dan semakin memperkuat keimanan dalam hatinya.

Kunci-kunci yang dapat membuka kebahagiaan dan kegembiraan kehidupan rumah tangga adalah :

Menerima kepemimpinan suami
Seorang istri harus mengetahui bahwa ia mempunyai seorang pemimpin yang wajib dihormati, dijaga dan dipelihara kehormatannya. Karena dengan menjaga kehormatannya, sang istri akan meraih kebahagiaan , kesenangan dan ketenangan.

Taat kepada suami
Adalah sikap alami yang mengakui suami dan menerima kepemimpinannya, Rasulullah bersabda, “Jikalau aku diperintahkan agar seseorang manusia sujud kepada manusia maka aku akan perintahkan seorang istri sujud kepada suaminya.” (H.R. At-Tirmidzi). Maka seorang istri mesti menjaga kedudukan suaminya.

Berhias untuk suami
Rasulullah bersabda, “Tidak ada yang lebih memberi kebaikan bagi seorang mukmin setelah takwa daripada istri shalehah, jika ia memerintahnya sang istri pun taat, jika ia melihat istrinya, maka ia membuat sang suami gembira,  jika suami membagi rezeki maka sang istri menerimanya dengan lapang dada, dan jika sang suami tidak ada maka sang istri menjaga kehormatan suami dan kehormatan dirinya.” (H.R Ibnu Majah)

Referensi:
Ada Surga di Rumahku oleh Muhammad Abduh
Majmuah Rasail Imam Al-Banna oleh Hasan Al-Banna

0 komentar: