Ikatlah Ilmu itu dengan Tulisan - Ali ibnu Abu Tholib

Assalamu'alaykum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Selamat datang saudaraku, kami ucapkan dalam blog ini semoga dapat memberi manfaat kepada anda dengan keberadaan blog ini. terimakasih telah mengunjungi kami.

Wasslamu'alaykum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

"Remember God in prosperity, and He will remember you in adversity (Ingatlah Allah dalam keadaan senang, niscaya Alah akan mengingatmu dalam keadaan susah." - Muhammad SAW.

Rabu, 26 Januari 2011

Mengenal Sunnah (sesi 1)

oleh: Ust. Diding Harmudi, LC


Sunnah adalah sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-Qur’an. Tanpa sunnah banyak ajaran-ajaran  Islam yang terkandung di dalam al-Qur’an tidak mungkin dijalankan dengan sempurna, karena al-Qur’an lebih banyak menyajikan ajaran-ajaran pokok dan bersifat umum.

Namun, karena demikian pentingnya posisi sunnah ini dalam ajaran Islam, banyak kalangan berusaha memalsukannya untuk menguatkan pendapat, golongan, dan untuk tujuan-tujuan lain. Tampaknya, sejak awal Nabi Muhammad s.aw. sendiri telah memperingatkan para sahabatnya agar tidak memalsukan sunnah-sunnahya, sehingga dia berkata: “Barang siapa yang berbuat dusta terhadap diriku (mengatakan sesuatu yang tidak aku katakan dan kerjakan), hendaklah bersiap-siap dan bersedia menempati kedudukannya di dalam neraka” (HR. Jamaah).

Oleh karena itu, para sahabat-sahabat besar seperti Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin al-Khaththab, Utsman ibn Affan, dan Ali bin Abi Thalib, sangat berhati-hati dalam meriwayatkan dan menerima periwayatan hadis itu.